puisi-puisiku

6.08.2011

AKHIR SEBUAH CINTA

Akhir Sebuah Cinta

Wed, 25 May 2011

By: Lintang Jingga
wwwcurhatbarenk.blogspot.com
Kasir Relax grup
Sampit

Aku pantas dibilang sukses,wanita karir yang memiliki jabatan General manager disebuah perusahaan makanan ringan.
Karena itu aku memiliki harta yang cukup,mobil infentaris dan rumah ini baru kubeli beberapa bulan yang lalu,sebelumnya aku tinggal dirumah kontrakan sempit,tapi setelah tabunganku cukup aku memberanikan diri membeli rumah yang bisa dibilang mewah untuk orang sepertiku.
Sepi rasanya,kadang aku ingin seseorang disini atau beberapa orang untuk menemaniku bercanda atau sekedar berbagi rasa.kadang juga aku bertanya pada diriku sendiri,untuk siapa semua perjuanganku?terbesit dihatiku,keluarga!

Tidak mungkin,mereka sudah tidak menganggapku ada sejak aku membangkang perintah mereka.
Bayangkan,aku kecil dulu dipaksa menikah dengan yang tidak aku kenal.
'Aku ga mau!,aku mau sekolah!'jeritku saat itu
malamnya kuputuskan aku pergi,pergi ketempat yang takkan seorangpun tau.

Dari situ babak kehidupanku yang kedua dimulai,umurku yang baru 12 tahun bukan masalah untuku bekerja dari jadi pengamen,pedagang asongan dansegala pekerjaan kasar kujalani hanya demi sesuap nasi dan buku buku usang,seragam,dan spp.

Perjuanganku tidak sia sia Tuhan memberi kemudahan saat kesusahan melandaku,SMP ku sukses,lulus SMA aku mendapat beasiswa disebuah Universitas ternama dan lulus dengan prediakt cemerlang,lalu ditawari kerja disebuah Perusahaan swasta yang sekarang aku jadikan ladang nasib,kedengaran mustahil memang tapi itulah keajaiban yang terjadi padaku.

Hari ini aku benar benar kesal,'dasar mobil butut'runtukku gemas disamping mobil yang tersengal sengal kehabisan nafas.
malang aku tak tau sedikitpun tentang mesin, maka setelah ku telpon bengkel langgananku antuk memperbaiki mobilku,aku ngleloyor pergi.ku biarkan montir montir itu bekerja disana aku cuma berpesan 'Ntar mobilnya diantar aja ya'dan besoknya mobilku sudah dirumah dengan keadaan yang tidak mengecewakan.

Aku lapar dan haus,sebuah roti dan air mineral mungkin mampi mengganjal perutku. setelah mendapatkan apa yang aku mau,kususuri eperan toko sambil menunggu taxi lewat.

Tapi sesosok mahluk kecil,mengusik perhatianku,dia ada dieperan toko,berjongkok dan memeluk kakinya.terlihat kedinginan dan lapar mungkin,mukanya pucat.

Aku menyodorkan sebungkus roti,dia memandangku aku mengangguk.dia menerima bungkusan itu dan 'makasih ma'
Mama?selama ini tak ada yang memanggilku mama karena memang aku belum berkeluarga,aku mengkeryit heran tapi tetap diam.
Kuperhatikan dia lebih dalam,umurnya sekitar 3 tahun,mukanya oval dengan rambut lurus berponi,lucu.kulihat dari bajunya dia bukan anak jalanan.rok mini dan atasan pink yang lumayan bersih itu menandakan anak orang yang cukup berada

'Mama ade' kemana?'
'Kata nenek mama kesyurga,jauuuuuuuh banget'Celotehnya lucu...
'Terus papa?'

Kutangkap bias ketakutan dimatanya,dia menggeleng.aku bukan psikolog yang tau bagaimana memeperlakukan anak seperti ini,tapi aku punya naluri,naluri wanita sebagai calon ibu.

Aku melepas jas kerjaku dan mengenakan padanya.
'Biar gak dingin,Ade mau ikut mama?'aku bingung sendiri denagn ucapanku,sejak kapan dia jadi anakku.
'Kesyurga ma?'Aku hanya mengangguk.
Anak sekecil itu memang belum bisa mencerna kata kata orang dewasa,yang dia tau mamanya disyurga. dan dia tidak tau dimana syurga itu.

ketika kugendong,dia malah berceloteh macam macam yang tentu membuatku tersenyum katanya'Mama papa nakal,papa sering cubit Nila,kata papa karena Nila mama pergi.
Kubawa gadis kecil itu kerumahku,'Owhhh ini syurga ya ma?'
Butuh waktu untuk menjelaskan yang sebenarnya pada Nila dan aku yakin ini bukan saatnya.

Sejak itu hidupku berubah,sedikit memiliki arti setidaknya aku tak bingung lagi untuk siapa aku berjuang.
Ada Nila,sejak ada Nila aku merasa perjuanganku tak sia sia.
Nila selalu bisa membuatku tersenyum,dengan kata kata sederhananya,tingkahnya yang lucu,dia mahluk kecil yang mampu merubah hidupku,dia selalu mengerti aku,memberi kasih sayang dengan caranya sendiri.

Seperti malam itu,pulang kerja badanku terasa lelah,pukul 21.00 bibi pasti sudah tidur,tapi bidadari kecilku belum.
'Nila nunggu mama'katanya.
Aku terharu,Nila.. Nila...

'Mama haus?'aku mengangguk,Nila berlari kecil kedapur,beberapa menit kemudian terdengar keributan kecil,aku berlari menyusul Nila,kulihat Nila sedikit ketakutan sorot matanya terlukis kata maaf,'gelasnya pecah'katanya..

'Gak papa,udah sini ntar kena pecahanya'kataku lembut..
Dia berjalan kearahku dan meyerahkan sebotol minuman dingin.walaupun perhatianya kadang membuatku repot tapi aku tau dia menyayangiku.
Pernah waktu aku sesiangan orang kantor menelpon rumahku kebetulan Nila yang angkat

'Mama cape',lagi istirahat,ga' bisa diganggu'katanya jutek.
'Tapi dek,'dibantingnya telpon dengan kesal.
Ketika aku kekantor semua pandangan aneh mengikutiku.kudengar Bu Nurin punya anak,tapi setelah kujelaskan mereka mengerti.
'Owhhh anak pungut'Perih hatiku mendengarnya,aku tak pernah menganggapnya begitu.tapi yah itulah kenyataan.
Setahun bersama Nila adalah hal yang indah,tapi taba tiba seseorang kerumahku dan mengambil hartaku yang paling berharga,Nila!.
Aku terpaku diam,ahirnya sat yang kutakutkan datang,Nila pergi dari kehidupanku.

Aku menjerit histeris ketika lelaki itu menggendong dengan paksa anakku.
Yah,setidaknya setahun belakangan ini.
Nila juga begitu dia menangis dan meronta-ronta.
'Mama....!'jeritnya sambil menengok kebelakang dan mengulurkan tangan.
Lelaki itu seakan tak punya hati terus membawa Nila kemobilnya dan melarikanya pergi.Aku tak bisa berbuat apa-apa,karena memang aku ada dipihak yang lemah dari segi manapun.walaupun ingin rasanya ku rebut kembali permata hatikuwalaupun harus lewat jalur hukum sekalipun.tapi aku tau pasti aku kalah.dia ayahnya yang sah dengan berbagai bukti sementara aku,bahkan mereka bisa menuntut balik dan menuduhku penculik!

Tak pernah ku bayangkan semua akan serumit ini.kupikir hidupku akan sempurna setelah hadiah kecil dari tuhan hadir padaku.
Aku juga tak tau dari mana ayah Nila mendapat informasi tentang anaknya dan dia begitu yakin Nila anaknya yang hilang setahun yang lalu.
Tadi dia hanya menunjukan sebuah akte kelahiran atas nama Nila Handarbeni kepadaku dan mataku sudah berkunang-kunang.saat yang kutakutkan telah datang,setelah hal ini terjadi hidupku hancur.mungkin orang yang melihatku bilang aku gila,dan akan lebih gila dari ini mungkin.
Pekerjaanku terbengkelai,penampilanku acak-acakan,rambut awut-awutan tak terurus. dan sehari-harinya aku hanya menjerit-jerit dan menangis,lalu kemudian tertawa terbahak-bahak.

Dalam keadaan demikian,sebuah pikiran hinggap di otakku yang setengah waras atau malah sudah gila.

'Kalau aku tak bisa memilikinya,diapun harus tidak'jerit batinku..
Ku tata kembali hidupku,orang-orang disekelilingku bilang aku milai sembuh,tapi justru itulah awal kegilaanku.
Kucari tau dimana Nilaku dibawa pergi,setelah ada kesempatan kukunjungi rumahnya tanpa sepengetahuan ayahnya tentu.
Nila menyembut gembira kedatanganku,dia tersenyum dengan mata berbinar,'mama...'

Pelukan hangatnya membuatku terharu,dia bahkan diam saja waktu kugendong keluar dan kubawa kerumahku.
Dirumah ini aku merasa kebahagiaan yang memuncak dia kuajak kuajak bercanda lalu kita membuat kue bersama,bergulat dengan tepung dan mentega.

Sadar aku takkan bisa memilikinya lagi,aku berontak dan seperti sebelumnya

'kalau aku tak bisa memilikinya.diapun harus tidak'
Kutuangkan sedikit obat pembunuh serangga,dan obat tidur, dalam kue buatan kami.Nila tak pernah mengerti,'saos coklat ya ma?'aku hanya mengangguk
sejam kemudian kue itu tersaji,kami bertepuk tangan gembira...
Tak pernah aku sebahagia ini sebelumnya,aku akan mempertemukan dia dengan ibunya disyurga.
Nila bahkan makan dengan lahap sampai ahirnya dia mengeluh sakit perut dan pusing.
'Nila,ngantuk ya?bobo yuuuuuuk'
'He'eh'

Kuselimuti dia dengan penuh cinta,kuputarkan lagu merdu dan kubacakan dongeng Putri salju.
Setelah beberapa saat,dia terlelap dan tak bernafas lagi kugendong keluar dan kubaringkan dikramik putih.

Kuambil pisau daging didapur,aku ingat mitos pedalaman jika ingin selalu bersama dengan orang yang disayang dan abadi bersama kita harus bisa memiliki hati orang yang kita sayang.dan hal itu yang aku lakukan sekarang.
Tak lama aku sudah menimang hati anak yg ku sayangi,ku cium dengan penuh persaan.ku potong kedua tangan yang biasa membelai rambutku,aku takkan rela kehilangan hal itu.

Darah bersimbah dan menganak sungai,dimataku itulah aku yang sedang menari bersama Nilaku.

Sampai cerita ini ditulis aku mungkin sudah ada diruangan isolasi.
jeruji besi,yang didepan bangunan megah iu tertulis RUMAH SAKIT JIWA

Koran hangat pagi memberitakan
'Seorang wanita muda memutilasi balita dirumahnya'
Dan Nilaku telah tertidur lelap di Syurga

Tidak ada komentar:

Pengikut